Sunday 24 May 2015

Baca Al Qur'an Langgam Jawa, Yasir Dihujat Massa.

Dalam Acara Isra Mi'raj di Istana Negara, acara diawali dengan pembacaan Al Quran yang dibacakan oleh Yasir Arafat, seorang Dosen dari salah satu universita ternama di Indonesia.

Yang jadi bahan hujatan dari acara yang seharusnya khidmat ini adalah, perdebatan penggunaan langgam jawa yang dirasa kurang sesuai digunakan untuk membaca Al Qur'an. sebagian besar orang menilai bahwa pembacaan Al Qur'an menggunakan langgam jawa tidak boleh dilakukan. Karena khawatir akan menggeser pemahaman sebagian besar orang yang kurang paham agama (awam) untuk melakukan pembacaan Al Qur'an dengan cara mereka masing masing. Misalnya dari suku sunda dan menggunakan langgam pupuh kinanti sebagai langgam pembacaan Al Quran.

Pembacaan Al Qur'an memang boleh diindahkan. Namun, beberapa orang menganggap bahwa pembacaan Al Quran menggunakan langgam macapat jawa adalah hal yang aneh. karena tidak seharusnya langgam lagu dijadikan langgam untuk membaca al quran.

Sebagian lainnya menganggap bahwa boleh-boleh saja pembacaan al quran menggunakan gaya apapun asal sesuai dengan tajwij dan makhrojnya. Intinya pembacaannya harus benar menurut hukum. jangan sampai pembacaan Al Quran ini malah menyesuaikan lagu sehingga panjang pendek dan makhroj diabaikan.

Dan itulah yang menjadi bahan perdebatan di kalangan masyarakat. justru karena menggunakan langgam selain 7 langgam pembacaan al quran yang sudah biasa digunakan, akan menimbulkan niat yang tidak baik seperti mengolok-ngolok ayat Allah, menunjukkan sifat ingin lebih wah dibanding dengan suku atau kelompok lain dan sebagainya.

Menurut pemahaman saya secara pribadi, pembacaan Al Quran mengikuti langgam lagu itu tidak baik. Takutnya akan menggeser dan mengundang perdebatan seperti sekarang ini. Bisa jadi malah memecah belah persatuan umat islam karena setiap suku ingin membaca al quran dengan langgam masing-masing dan menganggap  langgam mereka lebih baik dari langgam yang lain.

Memang, mengindahkan pembacaan al quran itu tidak lah salah. nabi justru mensunnahkan. Para ulama pun memperbolehkan. Tapi, jangan sampai makhrojnya salah dan tajwijnya belepotan. dan lebih baik menggunakan langgam yang sudah digunakan saja yang memang otentik digunakan untuk membaca Al Quran. Karena takutnya, jika diambil dari langgam lagu, karakter dari lagu menempel pada Al Quran yang sehrausnya diagungkan dan Suci. misalnya lagu cucak rowo yang liriknya kita tahu bagaimana, kemudian digunakan untuk membaca Al Quran. Tentu ini tidak akan sesuai bukan? Dan sedikit banyak pastai merusak citra Al Quran.

saya tidak bermaksud menghujat Yasir atau Menteri Agama yang mengunkapkan ide pembacaan Al Quran ini. saya hanya ingin mengutarakan pemahaman saya yang awam mengenai tanggapan saya atas hal ini.

karena segala pendapat itu itu yang pro dan kontra pasti memiliki alasan sendiri, dan tentunya harus memiliki dasar hukum dan dalil yang tepat untuk mendukung pendapat.

yang terpenting sekarang, jangan sampai kita terpecah belah, saling menghujat hanya karena presepsi. pembacaan Al Quran yang diindahkan itu merupakan kreatifitas manusia. dan Al Quran itu adalah ciptaan Allah yang sepatutnya kita jaga dan kita agungkan sebagai umat islam karena isi dari Al Quran mencakup semua sisi kehidupan manusia, sejarah dan ilmu pengetahuan juga hukum-hukum Allah.

No comments:

Post a Comment