Thursday 12 December 2019

Kok Jadi Salah Sih?

Mak, pernah engga mengalami ketika kita punya maksud baik tapi justru resultnya kita yang salah. Pernah? Pernah? Sering? Wih, badewei kayaknya semua orang pernah ngalamin hal ini.

Kalau misalnya kita punya maksud yang baik ke orang tapi penyampaiannya salah secara otomatis akan terlihat salah. Namun, kebaikan itu tetap kebaikan ya. Yang penting mamak tujuannya memang baik. Dan memiliki manfaat ke depannya. Kalo cuma karena julid, usil, kepo, efek engga ada kerjaan, ikut campur, plis jangan ya.

Apalagi di ranah kerjaan nih. Kita harus bekerja sesuai tupoksinya kita. Misalnya ada orang atau ada departemen bikin ulah dan tanpa mereka minta tolong mamak bantuin ya itu salah. Kecuali kita ada kaitannya nih, dan mereka meminta solusi. Ya baru...
Bahkan walau satu departemen ya. Jangan pernah ikut campur urusan orang. Apalagi kalau kita bukan pemimpin.. cuma pekerja doang.

Pokoknya jangan mak. Jangan ribetkan urusan hidupmu kalo ga diminta. Khawatir malah ntar mamak yang salah. Biarlah urusan orang menjadi masalah dia saja.

Sunday 8 December 2019

Fokus di mana?

Bingung juga ya kalau ditanya mau fokus di bisnis apa. Rencana banyak banget. Tapi belum terealisasi. Semuanya masih ada di tahap dasar. Jualan, baru ditahap dasar. Baru banget bikin akun dan gak pake akun pribadi. Gatau kenapa engga pede aja pake aku sendiri. Kecuali jualan buku ya.

Apa mungkin karena passionnya di situ kali ya?

Nah, jadi, sekarang ini aku lagi galau antara nulis buku atau dagang. Secara yang lebih instan gak pake mikir itu ya dagang. Cuma emang butuh strategi. Dan strateginya itu berproses. Contohnya nih, karena aku bikin akun baru otomatis harus cari teman lagi, upload gambar, dan sebagainya. Wah pokoknya banyak lah tektek bengek berprosesnya.

Kalau nulis buku aku harus mikir. Mikirin alur yang bagus buat dibikin story. Dan kendalanya di waktu. Sebenernya sih bukan itu ya masalahnya. Tapi masalah yang utama adalah diri sendiri. Sering banget mubadzir waktu buat ngeyutub hal gak jelas.

Jadi mau apa dulu nih?

Jalan dua-duanya aja kali ya? Kalo aku emang beneran bisa, ya kenapa engga? Kita coba aja dulu lah kalo gitu.

Berarti :

1. Nulis buku anak 30 kirim ke penerbit

2. Bikin kumpulan cerpen rumah tangga

3. Nerusin novel2 yang belum selesai

Untuk dagang :
1. Istiqomah cari temen
2. Istiqomah upload foto jualan
3. Istiqomah ngembangi blog dan yutub

Bismillah.. hamasah

Tuesday 3 December 2019

Hutang Itu Hatus Dibayar. Bagaimana kalau saudara yang ngutang?

Mamak-makak seluruh Indonesia yang saya cintai dan banggakan. Sebelum nikah yang ada dalam bayangan kita adalah hidup berdua bersama suami. Menjalani biduk rumah tangga dengan segala Lika likunya. Tapi, Mak, setelah menikah kita tahu bahwa yang namanya rumah tangga bukan melulu tentang kita berdua. Ada hal-hal yang ternyata bikin  kita ambek-ambekan sama pasangan. Pemicunya banyak. Ada aja yang bikin emosi. Termasuk karena keluarga sendiri atau keluarga pasangan.

Mak, yang namanya nikah itu berarti kita terima dia (pasangan kita) dan juga keluarganya dan seluruh kekurangan dari keduanya.

Mak, pernah gak sih keluarga suami bikin ilfil, bikin greget, bikin emosi menurut pandangan mamak? Atau justru dari sisi keluarga mamak sendiri yang begitu? Dan mamak baru ngeh setelah menikah.

Pernah juga gak ngerasain yang namanya di judge, dikomentarin banyak, sampek menurut mamak it's enough! Atau pernah engga sih dipinjem duitnya terus gak dibayar?

Salah satunya pasti pernah kayaknya. Gedek engga Mak? Sebel engga? Pasti kan ya. Dan kadang hal tersebut yang bikin mamak uring-uringan ke suami. Terutama perihal pinjem duit dan gak bayar itu. Urusan duit emang yang paling sensitif.

Kalau minjemin duit ke saudara itu paling serba salah. Mau nagih malu, engga ditagih butuh. Dikasih aja bukannya bayar malah ngutang lagi. Engga dikasih engga enak. Bingung kan? Dan kalau mereka engga bayar malah jadi beban pikiran.

Mak, pernah ya saya juga dipinjem uangnya dan engga bayar. Posisinya sama kek gitu. Bukannya basa basi belum bisa bayar eh malah mau ngutang lagi. Dan selama berjalannya waktu terlupakan begitu aja.

Gedek Mak, sebel, marah. Tapi mau gimana?

Cara terbaik kalau memang engga ada, ya tolak dengan baik-baik. Atau kasih aja sedikit. Misalnya mau ngutang 500.000 karena dia engga pernah bayar dan kebetulan kita engga punya uang yaudah bilang aja engga ada. Kasih aja 50.000 bilang ini mah ngasih. Atau kalau kalian takut mereka tersinggung yaudah bilang aja sudah di pos poskan ke kebutuhan. Bicaranya yang bener jangan sampe nyinggung perasaan. Kasian sama kitanya, udah mah kita dipinjem uangnya dapat dosa pula. Kan kita yang rugi.

Kalau yang minjemnya saudara Deket banget dan kalian memang tahu mereka kurang mampu secara finansial. Kasih lah tiap bulan hitung2 sedekah. Apalagi kalau mereka janda dan sudah tua engga bisa kerja. Engga perlu banyak. Semampunya aja. Anggap sedekah.

Ya intinya, walau mereka bikin kita kesel dengan minjem uang. Jangan sampai kita baper. Lepasin aja. Mudah-mudahan Allah ganti. Minimalisir lah kata minjem buat mereka, saudaramu yang minjem duit tapi engga bayar. Karena yang namanya minjem alias utang mesti bayar. Kasian kalau di Yaumil akhir ditagih sama Allah.

Jadi sebelum mereka bilang minjem, kasih aja sama kita tiap bulan (untuk yang janda dan jompo ya. Kalau yang masih bugar mah ya mereka bisa kerja kan?) . Ga perlu banyak. Yang penting ada. Nanti kalau minjem bisa kita tolak dengan cara yang baik.

Jangan jadi beban pikiran ya Mak. Kalo mereka bayar ya itu rejeki kita kalau engga ya mungkin bukan rejeki kita. Lupakan kesalahan satu itu. Ingat kebaikannya.

Pokoknya jangan sampe kita bersikap emosional, marah, apalagi sampe engga akur.

Allah SWT berfirman:

يَسْــئَلُوْنَكَ مَا ذَا يُنْفِقُوْنَ ۗ قُلْ مَاۤ اَنْفَقْتُمْ مِّنْ خَيْرٍ فَلِلْوَا لِدَيْنِ وَا لْاَ قْرَبِيْنَ وَا لْيَتٰمٰى وَا لْمَسٰكِيْنِ وَا بْنِ السَّبِيْلِ ۗ وَمَا تَفْعَلُوْا مِنْ خَيْرٍ فَاِ نَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيْمٌ
yas`aluunaka maazaa yunfiquun, qul maaa anfaqtum min khoirin fa lil-waalidaini wal-aqrobiina wal-yataamaa wal-masaakiini wabnis-sabiil, wa maa taf'aluu min khoirin fa innalloha bihii 'aliim

"Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang apa yang harus mereka infakkan. Katakanlah, Harta apa saja yang kamu infakkan, hendaknya diperuntukkan bagi kedua orang tua, kerabat, anak yatim, orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan. Dan kebaikan apa saja yang kamu kerjakan, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 215)

Allah SWT berfirman:

يَسْــئَلُوْنَكَ عَنِ الْاَ نْفَا لِ ۗ قُلِ الْاَ نْفَا لُ لِلّٰهِ وَا لرَّسُوْلِ ۚ فَا تَّقُوا اللّٰهَ وَاَ صْلِحُوْا ذَا تَ بَيْنِكُمْ ۖ وَاَ طِيْعُوا اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗۤ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ
yas`aluunaka 'anil-anfaal, qulil-anfaalu lillaahi war-rosuul, fattaqulloha wa ashlihuu zaata bainikum wa athii'ulloha wa rosuulahuuu ing kuntum mu`miniin

"Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakanlah, Harta rampasan perang itu milik Allah dan Rasul (menurut ketentuan Allah dan Rasul-Nya), maka bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan di antara sesamamu, dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu orang-orang yang beriman."
(QS. Al-Anfal 8: Ayat 1)

Monday 2 December 2019

Share Ilmu yang di dengar : Menghadapi Masalah

Siang ini ceritanya mamak dengerin ceramah ustadz Adi Hidayat. mamak cari yang judulnya bagaimana agar bisa selalu semangat di yutub. muncul lah beberapa video yang berkaitan dengan kata kunci yang mamak cari.

kata ustad Adi Hidayat, tidak ada hal yang bisa membuat semangat selain tetap semangat. mau gimana lagi?

lah, piye ya. tetap semangat di tengah ketidak semangatan. tapi Ustad Adi Hidayat menjelaskan kembali bahwa jika ada hal yang akhirnya menggoyahkan semangat kita, itu berarti ada yang salah dengan niatnya.

misal nih kita pengen ke pengajian, niatnya apa? mau belajar atau cuma ikut-ikutan? biasanya kalau alasannya kurang kuat bakalan mudah goyah.

jadi dalam mencapai tujuan agar selalu semangat yaitu :

1. kokohkan niat. kalau perlu buat list apa-apa aja yang menjadi reason dari tujuan kita. petakanlah alasannya. kuatkan niatnya.

2. buatlah rencana. rencana pengen apa nih misalnya. misal pengen ke pengajian niatnya pengen nambah ilmu. caranya dengan berangkat ke pengajian atau nonton yutub aja kayak mamak? 😓

3. Lihatlah apa tantangannya. Misalnya nih mak, mak mau ke pengajian tantangannya apa aja? Kalau kayak saya sih, karena punya bayi jadi agak ribet kalo datang ke taklim. Khawatir pup. Nah kalo ngeyutub tantangannya apa? Misalnya mesti punya kuota. Gak punya duit dsb.

4. Buatlah perencanaan. Nah, ini maksudnya adalah cara kita untuk membuat sebuah planning komplit beserta cara-cara dalam menghadapi masalah. Misalnya kalo mau ke taklim karena takut anak pup kita siapin apa buat di bawa, berangkatnya jam berapa, atau dititip dulu sama suami atau di bawa. Atau misalnya engga ada ongkos nih, kita punya duitnya dari mana dulu. Cari ke mana.

Nah, itu pula yang tertulis dalam Qur'an dalam menghadapi masalah. Berikut ayatnya :

Allah SWT berfirman:

اَمْ حَسِبْتُمْ اَنْ تَدْخُلُوا الْجَـنَّةَ وَ لَمَّا يَأْتِكُمْ مَّثَلُ الَّذِيْنَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۗ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَآءُ وَا لضَّرَّآءُ وَزُلْزِلُوْا حَتّٰى يَقُوْلَ الرَّسُوْلُ وَا لَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ مَتٰى نَصْرُ اللّٰهِ ۗ اَ لَاۤ اِنَّ نَصْرَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ
am hasibtum an tadkhulul-jannata wa lammaa ya`tikum masalullaziina kholau ming qoblikum, massat-humul-ba`saaa`u wadh-dhorrooo`u wa zulziluu hattaa yaquular-rosuulu wallaziina aamanuu ma'ahuu mataa nashrulloh, alaaa inna nashrollaahi qoriib

"Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, Kapankah datang pertolongan Allah? Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 214)

Nah sedangkan untuk solusinya tertera dalam surat Ali Imran :

Allah SWT berfirman:

اَمْ حَسِبْتُمْ اَنْ تَدْخُلُوا الْجَـنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ جَاهَدُوْا مِنْكُمْ وَيَعْلَمَ الصّٰبِرِيْنَ
am hasibtum an tadkhulul-jannata wa lammaa ya'lamillaahullaziina jaahaduu mingkum wa ya'lamash-shoobiriin

"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antara kamu, dan belum nyata orang-orang yang sabar."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 142)

Nah, dari ayat yang ini ada kata jaa hadu, jihad, ijtihad. Arti ijtihad sendiri adalah merencanakan, mendiskusikan, yang akhirnya diambil suatu keputusan. Berarti untuk mencapai suatu maksud harus ada perencanaan yang matang dan menghasilkan keputusan yang jelas.

Demikian yaa untuk share ilmu hari ini. Semoga bermanfaat.