Sunday 26 May 2019

Menabunglah Para Emak, Berapapun itu

Buk ibu, mamak mamak di seluruh jagat maya indonesia, kita semua pasti seringnya, mengalami yang namanya pengeluaran unbudget yang bener2 engga keplanning sebelumnya. Dan it makes our monthly planning failed.

Karena budget2 yang unplanning sebelumnya ngerusak planning pengeluaran bulanan kita, otomatis mengambil dari budget yang kita anggap 'ini gapapalah dipake dulu' yang biasanya buat pengeluaran lain.

Genks, nabung itu penting. Catet ya! Penting banget. terutama bagi kita para mamak mamak yang masih jadi kontraktor, alias ngontrak. Usahakan, untuk menabung itu harus tetap ada. Walaupun jumlah sedikit. Tapi tetep harus kita sisihkan.

Fungsinya adalah agar kita punya kontrol atas pembelanjaan uang kita agar sampai gajian.

Ada beberapa cara yang temenku saranin agar pengeluaran unbudget bisa diminimalisir yaitu dengan cara:

1. Bikin list pengeluaran bulanan.

Ibu2 harus pandai estimasi dan kalkulasi nih untuk urusan beginian. Jangan lupa bayar hutang (jika ada) dan nabung didahulukan, sebelum akhirnya di poskan untuk ini dan itu.

Misalnya, utamakan bayar hutang, bulan ini berapa. Terus nabung mampunya berapa. Ingat ya, jangan maksain nabung limaratusrebu kalo entar malah ga bisa makan. Jangan begitu. Amannya berapa. Jangan liat nominalnya, liat karena continue. Kalo lama2 kan gede juga. Misalnya kalo cuma bisa seratusribu yowis gapapa...

2. Jangan mudah kegiur untuk beli ini itu.

Jenk, walaupun lagi ada diskon 70% . jangan sampai kita tergoda. Biarin aja, kita juga gak terlalu butuh barangnya, kan?

3. Beli barang berdasarkan kebutuhan bukan gaya.

Kalo kita cuma butuh tas buat pergi ke pasar, misal tas harga lima puluh rebu juga bisa, janganlah tiba2 beli tas yang harganya limaratusrebu gara2 gaya doang. Idup kan bukan cuma tentang gaya. Ga kan kenyang juga kalo cuma makan gaya.

4. Tambah pemasukan.

Cari pemasukan lain, semisal kalo kamu bisa nulis, ya menulislah. Bikin artikel SEO, ikutan lomba, atau bisa juga nulis novel. Rutin tapi ya genks, jangan kayak mamak, mamak lagi seneng nulis semauanya. Maafkan.

Bisa juga jualan. Banyak tuh yang jualan onlen sekarang. Mamak pernah nih jenk, jualan baju daster sama baju anak. Ngiklan mah cuma bentar, tapi banyak yang beli dan habis2 terus.

Cerita dikit ya, jadi awalnya mamak tuh ga pede buat jualan. Takut ga laku. Ga ada basic juga buat jualan baju, dulu pernah sih jualan buku onlen by web tapi teuteup ada yang beli. Jadi, hikmahnya, mamak mamak yang mau usaha jangan takut gak laku. Eukeu juga yang ngiklannya jarang, tapi dagangan tetep laku kok. Dan cepet abis. Apalagi kalo mau serius. Bisa2 kayak mendadak nih, mamak.

Ini kok bahasan jadi ke mana2, yak? Yah, intinya jangan lupa nabung mak. Berapapun nilainya, yang penting nabung. Pernah denger kan pemulung yang akhirnya bisa mewujudkan impiannya untuk umroh dari hasil menabung per hari 5000 rupiah? Ya, siapapun bisa meuwjudkan impiannya asalkan dia fokus dan serius. Jadi mak, nabunglah yak.. pinter2 ngatur uang biar makin disayang suami...

Ligung, 27 Mei 2019

Thursday 23 May 2019

Lelaki tua di ujung pembatas jalan

Bajunya lusuh, usianya sudah sepuh, tubuhnya yang ringkih memapah langkah tertatih. Diujung pembatas jalan sana, dia menjajakan dagangannya yang mungkin merupakan hasil panen kebunnya, pisang.

Bayangkan, siapa malam2 begini yang mungkin membeli pisang? Tapi kakek ini tetap keukeuh berdagang diujung pembatas, yang mungkin sebenarnya tidak diperuntukan untuk berjualan.

Siapa yang engga akan berempati melihat lelaki tua yang harusnya di rumah menikmati waktunya, menikmati masa tuanya dengan tenang, masih harus berjuang untuk mendapatkan pundi pundi rupiah di malam romadhon ketika orang lain mungkin mempersiapkan taraweh.

Dia ada diantara muda mudi yang berjalan2 malam, pedagang2 muda, sedang dia... ah, mungkin orang pun tak akan terlalu menghiraukannya.

Dari semenjak aku melihat lapak kakek itu,  yang hanya beralaskan karung goni dengan pisang2 di atasnya, aku terus memperhatikannya. Sampai akhirnya aku memberanikan diri menyapanya setelah memarkir motor tepat disaat kakek itu berjalan.

"Pak, icalan cau?" Tanyaku.
"Muhun, tapi di palih ditu. Ieu bade ngajajapkeun heula cau ka palih dinya."
"Oh, muhun."

Dia memapah langkah sedikit demi sedikit. Kaki kainya yang kurus, keriput, dan ringkih itu hampir saja terjatuh.

Setelah beberapa saat ia kembali lagi, aku mengikutinya dari belakang. Kamu tahu, apa yang aku pikirkan? Jika dia seorang ayah, kemana anak2nya? Tak mampukah anak2nya mencukupi kebutuhan kakek ini sehingga beliau harus mencari nafkah sendiri?

Aku melihat punggungnya dan membatin. seorang ayah dan ibu mampu menghidupi 10 anaknya. Namun 10 anak belum tentu mampu menghidupi orang tuanya yang hanya berjumlah 2, ayah dan ibu. Buktinya keadaan yang ada di hadapanku sekarang.

Aku membayangkan, bagaimana jika dia ayahku? Bandan yang sudah tua dan lelah itu harus bekerja tanpa letih di malam hari. Ah, aku takkan tega.

Tapi bagaimana jika ternyata anak2 dari kakek ini memiliki keterbatasn dan kekurangan ekonomi sedang mereka juga sudah berkeluarga. Aku kembali berpikir. Ya Allah, hanya Allah yang Maha Mengetahui apa2 yang tidak aku ketahui. Semoga si kakek sehat selalu dan dagangannya laku. Itu saja harpanku.

Setelah membeli pisangnya tanpa menawar, aku berbalik dan pergi. Di jalan, pikiranku jadi tertuju pada orang tuaku. Tak bisa dielakkan, suatu hri orang tuaku pasti menua. Suatu hari mungkin mereka sudah tak mampu lagi bekerja.

Aku adalah anak dengan pendidikan paling tinggi di rumah. Orang tuaku, menyekolahkanku sampai sarjana. Dan itu sangat berharga buatku. Sedang kakak hanya puas menyandang ijazah SMA.

Aku berharap Allah mencukupkan rezekiku, sehingga aku mampu mencukupi kebutuhan orang tuaku. Sehingga aku mampu bertanggung jawab atas kebutuhan hidup mereka. Aku berharap Allah, memampukan aku dan memberikan aku kesabaran dalam merawat mereka kelak. Aamiin...

Maja, 24 Mei 2019.

Sejarah Nama Anakku, L Rafis Ibrahim

Pas hamil, aku belum nentuin nama anak. Setelah tahu hasil usg pun kalo dia laki2 juga, aku belum ngerancang nama anak. Masih takutnya berubah. Bikin option nama cewe atau cowo pun kagak. Kata suami, nanti aja kalo udah lahir.

Setelah lahir pun, masih belum ngasih nama. Tiap manggil, ya dede... dede... sama kayak pas manggil dia waktu dia masih dalam kandungan.

Tapi aku sih pengen banget ngasih nama dia yang diambil dari nama kami. ZADAVI, ZAVIQ, atau ZAFIK, gitu.. sama ada kata Samudera Samudera nya. Tapi kata suami, ga boleh ada kata Samudera, berat, katanya. Yawislah aku ngalah wae yo. Yang penting ada kata Zadavi atau Zaviq yang diambil dari nama Zazilah (aku) Daviqi (suami).

Sehari sebelum hari kasih nama (di daerah kami, Ligung, namanya ngayun) kami nemu nama nih, Haikal (dari babe haikal hasan) Zafiq (Zazilah Fiqi) Ibrahim movic (nabi Ibrahim/ nama pemain sepak bola juga). Eh, besoknya pas acara hari H, nanya ke ustad tuh ga boleh. Karena arti dari haikal itu bisa pohon besar, bisa tengkorak. Aduh serem juga ya. Yang terakhir nama Zafiq itu artinya serigala. Ya kebayang anak gue dikasih nama srigala. Yakali jamannya Gajah Mada atau Sangkuriang dikasih nama serigala (zaman dulu ngasih nama anak laki2 itu dari nama2 binatang dan perempuan dari nama2 bunga. Kalo ga salah tapi, ya).

Akhirnya, karena ibu bidannya udah grasa grusi pengen mulai acara, mana suami lagi engga ada di rumah masih ngantor, sedang orang2 yang lagi junggu saweran udah ngumpul, ya gue akhirnya ngambil keputusan. Nama yang diambil Ibrahim, jadi pas pengumuman nama bu bidannya bilang gini, "Si dede ini namanya Ibrahim, panggilannya apa bu Iif," tanya dia. "Baim,"Jawab gue.
"Jadi, ibu ibu namanya Baim ya.. Ibrahim. Nanti nama panjangannya nyusul."
Wkwkwk gue ngakak so hard dalam hati.

Akhirnya siang itu, suami datang. Dia keliatan kecewa nama Haikal engga bisa dicantumin. Secara dia fens berat Babe Haikal. Teris demi bikin dia senyum lagi, gue bilang, "Yah, ayo kasih nama lagi, aku mah setuju aja."

Temen juga ada yanh ngasih saran nama ini itu di grup. Kebetulan ada nama unik, Rafisqy. Kayaknya ni nama jarang nih, batin gue. Tapi karena gue udah janji ke diri gue sendiri kalo gue bakal menyerahkan pemberian nama ke suami, aku pasrah yowis lah. Sing penting bagus lan ana artine. Konon jare gurue kita.

Jadi kata sang guru, ecieeehh, ustad maksudnya. Kalau kasih nama itu yang bagus, yang ada artinya, yang di dalamnya terdapat doa orang tua untuk anaknya. Jangan cuma berdasarkan kasih nama gabungan nama dari orang tuanya. Kan kisah hidup dan perjalanan anak itu beda sama orang tuanya. Jadi engga perlu lah nyantumin nama ortu, berat, kamu engga akan kuat. Wkwkwkwk lah ga dicantumin nama kite juga udah jelas die anak kite ya kan. Wkwkwk

Akhirnya, ketemu nih namanya Rafis, diambil dari kata Rafisqy bisa, dari Raafi juga bisa. Artinya bagus banget, coy. Kalau Rafis itu sendiri artinya teman. Harapannya dia punya banyak teman, dan bisa jadi teman yang baik buat teman2nya. Kalau darinkata Rafisqi sendiri artinya sempurna dan indah. Sedangkan kata raafi sendiri dari asmaul husna yang artinya tinggi derajatnya. Harapannya sih agar Allah selalu meninggikan derajatnya. Aamiin.

Udah ketemu nih, kata Rafis. Karena aku pengennya 3 kata, suami harus mikir keras lagi nih buat 1 katanya. Akhirnya keluarlah kata Luffy.

Loh, Luffy, yang di One Piece itu ya? Jangan2 penggemar anime ini ya? Kalo penggemar, oya itu bener, kalo seratus persen terinspirasi dari itu, engga juga sih. Karena kita juga punya artinya.

Aku browsing nih arti nama Luffy, ternyata dibil dari kata Luv, love yang artinya cinta. Jadi harapannya dia itu penuh dwngan kasih sayang dan cinta. Luffy, Luvly harapannya dia juga menjadi seseorang yang disayangi banyak orang. Luffy di anime one piece juga merupakan kapten yang baik dan pejuang keras. Dia adalah sosok yang ceria dan bertanggung jawab. Semoga baik2nya mah nempel lah. Yang jelek2nya mah jangan. Hehe

Sedangkan kata Ibrahim diambil dari nama nabi. Nabi Ibrahim merupakan sosok yang berani, tegas, dan cerdas. Jadi, harapannya semoga memiliki sifat yang dimiliki nabi Ibrahim.

Dulu banget waktu masih gadis belia, keukeuh pengen nama anaknya tuh ada unsur kerajaan dan biologi. Kalo anak lelaki mau dikasih nama Muhammad arteri Samudera Pasai. Muhammad kan Nabi Muhammad SAW ya. Sedangkan Arteri adalah nama pembuluh darah kecil. Dan samudera pasai adalah nama kerajaan islam besar pertama di Indonesia.

Kalo perempuan, dulu pengen dikasih nama Vena Cava Hepatica. Wkwkwk biologi banget ya. Tadinya mau di mix nama kerajaan juga. Tapi apa coba, masa Tidore? Ternate Tidore, tau lah ya.

Pesen dari mami, kasih nama anak yang memiliki arti dan doa. Jangan asal niru, ya.

Sekian,

Majalengka, 23 Mei 2019

Tuesday 21 May 2019

Ibu Bekerja: Badan di Kantor Hati di Rumah

Siapa buk ibuk readers yang punya problematika sama kek judul di atas? Cung hayoo cung...

Kita sebagai wanita memang kodratinya di rumah mengurus anak dan keluarga, Mendidik anak dan mengawasi tumbuh kembangnya. But you know, it is not easy as simple as rebahan di atas kasur kan ya. Buat para ibu mah, rebahan di kasur pagi2 aja udah nikmat banget. Ya karena kadang kita engga punya waktu buat me time. Ye kan? Ok balik lagi ke laptop.

Beberapa orang bilang kita para wanita, para istri, para ibu, baiknya menyerahkan tanggung jawab mencari nafkah pada suami karena mungkin saja disitu ada keberkahan. Memang benar iya.. aku setuju. Cuman logika kitanya aja ya biar duit cepet kekumpul, biar yang belum bisa punya rumah cepet punya rumah. Yang pengen beli mobil bisa cepet kebeli mobil. Yang justru pengen resign sebenernya tapi pengen ngumpulin uang dulu buat modal. Ya macem macem la yah... intinya kita engga bisa menyerahkan tanggung jawab itu sepenuhnya terhadap suami sehingga kita, wanita, akhirnya menyingsingkan lengan baju dan turut andil dalam mencari nafkah itu.

Begitu banyak mimpi yang belum terwujud. Seperti yang ane sebutin di atas ya ibu ibuk. Insyaallah para wanita yang berjuang demi keluarga juga hebat, kan? Dapat pahala juga, engga? Ya urusan pahala itu mah Allah yang punya. Yang jelas kita, sebagai ibuk ibuk setrong berjuang bukan demi diri sendiri tapi buat anak dan keluarga. Insyallah ketika sudah pada waktunya atau ada gantinya yang lebih baik, kita juga bakal resign dari kerjaan kita sekarang. Aamiin. Ya semoga ketiban untung besar dari usaha yang dijalankan, atau bisnis yang dijalankan lancar dan untung sehingga bisa melepaskan kerjaan yang sekarang. Jadi bisa teuteup cari duit sambil jagain anak pan ya..

Aku yakin, hampir semua wanita juga pengennya fokus jadi ibu rumah tangga. membimbing anak, melihat tumbuh kembang anak, dan menyerahkan tentang kebutuhan materi ke suami.

Lah wong sekarang aja kita kerja, hati tetep di rumah kan? Mikirin anak lagi ngapain, bener engga diurusnya, dikasih makan tepat waktu engga, kalo lagi anteng ditungguin engga, diajak main keluar engga, macem macem lah pokoknya pikirannya.

Lagi kerja kangen anak. Liat2 foto anak, liatin videonya pas lagi baceo baceo nya... ya Allah... betapa kita sebagai ibunya ingin selalu jadi yang nomor satu tahu perkembangannya dan ingin selalu menjaganya. (Semoga allh selalu melindungi anak2 kita. Amiin).

Jadi, pie jal? Kita wanita mesti gimana? Jadi ibu rumah tangga beneran atau membantu suami cari nafkah nih?

Aku sih pengen pilih keduanya. Di rumah, jaga anak, didik anak, bimbing anak, plus tetap berpenghasilan.

Caranya? Pengennya bikin bisnis di rumah. Bisa? Yakin bisa? Yakin. Banyak yang sudah membuktikan. Jangan salah loh banyak orang yang sudah berhasil berada di step ini. Sukses di dua bidang ini.

Rencananya, aku pun pengen mengikuti jejak mereka. Selama 2 tahun ini 2019 2020 mulai meniti karir bisnis, belajar, dan membangun bisnis sendiri. Demi siapa? Demi membersamai anak, memiliki waktu luang untuk mereka, dan selalu ada untuk mereka, keluarga dan suami. Aku berharap banget impian ini bisa tercapai, demi Baim, suami, dan demi keluarga.

Semoga impian buk ibuk readers semuanya juga tercapai ya.. saling mendoakan kita...

Iif Rifda Zazilah

Kasokandel, 8 Mei 2019