Tuesday 30 December 2014

Perayaan Tahun Baru : Tidak Penting!


Memasuki malam tahun baru,hampir semua orang mealkukan ritual perayaan tahun baru. Padahal, saya rasa perayaan tahun baru itu dirasa tidak penting. Tahun baru harusnya disambut dengan hal-hal yang lebih berguna dibanding dengan nonton konser, lihat dangdut yang pakaian artisnya kurang bahan. Apa menariknya lihat orang mempertontonkan aurat sambil bernyanyi dan berjoged? Dan apa bagusnya juga jika tahun baru disambut dengan kemeriahan yang justru meninggalkan banyak sampah untuk dibersihkan esok paginya.

Saya sangat tidak setuju jika banyak orang merayakan tahun baru dengan hura-hura. Alasannya karena yang namanya perayaan seharusnya dilakukan ketika kita sudah mendapatkan kebahagiaan atau keberhasilan mencapai sesuatu.

Sekarang coba kita lihat dalam kenyataan. Coba kita berkaca pada diri kita, prestasi apa yang telah kita capai di tahun 2014 ini. Prestasi apa yang bisa kita raih sampai menjelang detik-detik pergantian tahun ini? Kalau memang tidak ada, untuk apa kita ikut-ikutan orang lain merayakan tahun baru?

Lebih baik awal pergantian tahun diisi dengan merenung, membuat perencanaan dan resolusi untuk menghadapi tahun yang baru agar hidup kita di tahun tersebut bisa lebih bermakna dari tahun-tahun yang pernah kita jalani sebelumnya. Buatlah target-target prestasi yang ingin dicapai. Buat lah target-target resolusi perubahan menjadi pribadi yang lebih baik.

Apa yang ingin kita capai, apa yang ingin kita beli, apa yang ingin kita lakukan, kita tulis besar-besar  dalam sebuah kertas dan ditempel di dinding agar bisa kita lihat setiap hari, agar kita selalu ingat apa tujuan dan rencana kita satu tahun ke depan.

Jadi, bagi yang sekarang sudah bersiap-siap merayakan tahun baru, bagi yang sudah membeli terompet besar untuk ditiup, bagi yang sudah beli kembang api banyak-banyak untuk diledakkan dan membuat binatang malam ketakutan, berhentilah. Stop! Jangan rayakan tahun baru jika memang kamu tidak punya sesuatu yang benar-benar harus dirayakan.  

Friday 26 December 2014

Mari Belajar Menulis Gratis #6 : Rencanakan Target Penulisanmu!



Berhubung sekarang mendekati akhir tahun 2014, ada baiknya jika kamu mulai membuat resolusi untuk tahun 2015. Resolusi adalah harapan yang harus dicapai. Membuat resolusi harus dipertimbangkan dari segi kemampuan dan harapan dari tahun sebelumnya. Misalnya, di tahun sebelumnya kamu belum bisa menyelesaikan target tulisanmu, aka cantumkan kembali pada resolusi tahun 2015.

Jangan hanya mencantumkan impian, namun pertimbangkan juga kemampuan. Ibaratnya, Sebelum kita  berencana membeli mobil. Rencanakan dulu uang untuk mebeli mobil tersebut bersumber dari mana. Jadi rancanglah terlebih dahulu keuangan kamu atau pekerjaan kamu.



Untuk menjadi seorang penulis pun sama. Sebelum kita bercita-cita menjadi penulis, rencanakan dulu tulisan yang akan kita tulis. Sesuaikan ddengan kemampuan menulis kita tiap hari atau bulannya.  Targetkan deadline pada setiap tulisan kita. Misalkan di tahun 2015 kita menargetkan satu buku satu bulan. Atau karena kita adalah pemula dan baru bisa menulis 3 lembar per hari, kamu bisa menargetkan satu buku dua bulan.

Jangan lupa catat resolusi yang ingin kamu capai dan tempel di dinding. Dengan membuat resolusi tahun 2015, insyaallah bisa membuat kita lebih giat dalam menulis dan meningkatkan produktivitas kita dalam menulis.


Resolusi bukan hanya berupa target kepenulisan. Bisa jadi resolusi perubahan kepribadian. Misalnya di tahun depan kamu harus bisa lebih penyabar, lebih disiplin waktu, dan lebih rajin beribadah.

Saya pribadi memiliki resolusi yang cukup tinggi. Saya mencoba untuk membuat target yang tinggi-tinggi agar saya berusaha keras mencapainya. Kalau misalnya nanti tidak tercapai, setidaknya saya bisa mencapai setengahnya, kan? Apalagi ada pepatah mengatakan bahwa kita tidak boleh takut untuk bermimpi.

Bukan hanya perubahan kepribadian, saya juga menuliskan harapan mengani barang-barang yang ingin saya beli di tahun 2015. Jangan lupa cantumkan tanggal dan bulan sebagai deadlinenya, sehingga kamu berusaha mencapai impianmu dengan berlari. 

contoh :
Target karya 2015
1. Bukan Kaki Lima Biasa------ deadline 19 Januari 2015
2. Novel Hana----------- daedline 25 Februari 2015
3. dst
 
 Perubanan diri :
1. lebih disiplin
2. lebih rajin
3. Bisa bangun pagi jam 5.00
4 dst

Barang yang ingin dibeli tahun 2015
1. laptop baru
2. modem
3. bikin SIM
4. dst

 
Semoga impian kita bisa tercapai ya, teman! ^^  Amiin

 

Sunday 21 December 2014

Dawai di Negeri Pemimpi

Tuan,
Kami layaknya segenggam debu yang kau remas
Tidak kah tuan dapat melihat, sorot mata kami yang lemas
Tuan,
Kaki kami tak sanggup melangkah
Gerusan jaman dan kerasnya hidup memaksa kami menyerah
Tuan,
Di satu sisi di mana engkau duduk
Kami ada di situ, menyaksikan sepak terjangmu yang terkadang membuat kami malu
Tuan,
Dulu kami menunjukmu
Dengan lungguh kami menunjukmu
Dengan penuh kami percaya
Tuan,
Tidakkah Tuan ingat hari di mana penentuan itu bermula
Kau seret kami ke lembah bahagia
Kau ciptakan untk kami angan-angan yang seolah tiada batasnya
Seakan kami bisa bergerak bebas, lepas,
Tapi tuan,
Kenapa justru sekarang tangan dan  kaki kami terikat
Lutut kami kaku tak dapat bergerak
Jari-jari kami lemas, remuk,
Mulut kami diam, kelu, tak dapat bicara
Tuan,
Kini hati kami menggeliat
Kini jiwa kami memberontak
Tuan kami pilih bukan untuk diam saja,
Bukan untuk menyaksikan kami sedikit demi sedikit mati tersiksa....

Friday 19 December 2014

Mari Belajar Menulis Gratis #5 Syarat Mengajukan Naskah ke Penerbit



Pada kesempatan kali ini saya mau membahas mengenai cara kirim naskah ke penerbit.
Berikut hal-hal yang perlu dicantumkan saat mengirim naskah ke penerbit (syarat mengirimkan naskah) :

1.       Sertakan sinopsis
2.       Sertakan juga selling poin dari naskahmu sehingga terlihat beda dari yang lain
3.       Sertakan surat pengantar
4.       Sertakan naskah
5.       Sertakan biodata lengkap plus email atau nomor hp yang bisa dihubungi.

Dan berikut tips dalam mengirim naskah ke penerbit :

1.       Saya pribadi lebih suka kirim naskah via email. Sehingga saya lebih sering mencari penerbit yang bisa saya kirimi naskah via email. selain karena murah (tidak ada ongkir) juga lebih praktis.
2.       Syarat kelengkapan naskah sudah memenuhi syarat yang diajukan penerbit. Begitu pula isi (jenis font, jumlah halaman, dan sebagainya)
3.       Pilih penerbit yang sesuai dengan naskah kita. Jangan sampai salah kirim naskah ke penerbit yang memang tidak menerbitkan naskah-naskah seperti yang kita miliki.
4.       Jangan tunggu kabar dengan diam. Tunggulah kabar dari penerbit dengan terus menulis.

mengajukan naskah ke penerbit bukanlah hal yang sulit. yang penting kita punya naskah utuh dan bersedia mengirimkannya ke penerbit yang sesuai dengan genre naskah kita.

Jangan hanya menulis dan menyimpan naskah, ya! Beranilah untuk bertindak dengan mencoba mengirimkannya ke penerbit. Jangan pesimis dan merasa tidak PeDe dengan naskah yang kita miliki. Karena dengan menulis saja, kita sudah melakukan ‘action’ yang berarti dan berbeda dari orang kebanyakan. Semangat menulis!!!

demikian artikel mengenai syarat mengajukan naskah ke penerbit. semoga bermanfaat ^^ 

Salam Pena  ^^