Monday 19 October 2020

Engga nyaman tinggal serumah dengan orang tua atau mertua

Maksud orang tua atau mertua pastinya sih baik banget dengan mengajak anaknya dan menantunya tinggal serumah. Tapi mereka lupa bahwa jika sudah berumah tangga ada prinsip-prinsip atau privasi yang harusnya tidak mereka dobrak atau ikut campur.

Untuk tinggal serumah, orang tua harusnya masa bodo dengan rumah tangga anaknya. Kecuali jika memang terjadi hal-hal yang diluar batas kewajaran barulah orang tua boleh bahkan harus ikut campur.

Namun untuk hal-hal sepele, biarkanlah  mereka mengatasinya sendiri agar mereka mendewasa dan mampu menghadapi juga menyelesaikan berbagai situasi atau kondisi serta masalah yang nantinya mungkin terjadi di masa depan.

Yang saya rasakan secara pribadi, orang tua justru terkesan ingin mengajari anaknya agar seperti mereka. Padahal, anak itu memiliki planningnya sendiri-sendiri dan tak perlu diajari. Segala konsekuensinya bisa mereka atasi. Dan tidak perlu dimarah-marahi. Kan sudH dewasa dan berumah tangga.

Selain itu, tinggal bersama dengan orang tua atau mertua banyak rasa engga rnknya. Pekrjaan menjadi pekerjaan bersama dan harus dikerjakan secepatnya agar tidak ada perdebatan atau rajin. Jadi engga jadi bahan omongan. Kecuali yang punya prt mungkin ya. Tapi tetep aja tinggal serumah itu bikin engga enakan, walau beberapa mungkin ada yang nyaman.tapi sekarang ini yang kita bahas adalah yang terbaik ngga enaknya ya.

Ada beberapa case yang sering terjadi seperti contoh di bawah ini :

Misalnya  anda tinggal bersmaa orang tua anda yang notabene cerewet. anda yang merasa sedang lelah dan agak meriang. Ingin sekali istirahat sebentar. Mumpung anak tidur siang. Niatnya, anda ingin mengerjakan pekerjaan rumah setelahnya. Namun orang tua yang tidak tahu kondisi anda justru marah-marah. Dia memarahi anda untuk cuci piring dan kerjaan rumah lainnya yang belum anda kerjakan. Menuduh dan menjudge anda pemalas.

Akhirnya, anda yang tak terima malah bertengkar. Suami mendengar tidak enak. Anda juga akhirnya sedih. Wah complicated memang.

Bagaimana jika kondisinya anda tinggal bersama mertua. Wah mungkin lebih sedih lagi ya.

Orang tua kita akan senantiasa merasa memiliki anaknya itulah ciri pribadi orang tua indonesia. Makanya sikapnya tidak dibedakan antara sudah berumah tangga atau belum ketika marah atau menegur. Dan kebanyakn orang tua memposisikan diri sebagai tuan rumah. Sehingga bisa bersikap seenaknya sedangkan orang di luar dari dirinya dan suaminya tak berhak bersikap seenaknya, mrlakukan sesuatu, bahkan menegur jika orang tua salah.

Contoh case kedua. Anda sedang beres-beres, anda merasa bahwa barang misalnya piring atau keset sudah tidak layak pakai kemudian anda membuangnya dan ternyata orang tua anda tidak setuju yang akhirnya selisih paham, nada meninggi, bertengkar. Orang tua sakit hati, anda merasa tak dihargai pendapatnya.

Akhirnya sama-sama tak nyaman kan ya?

Kalau saya lihat di yutub,banyak ustadz yang menyarankan untuk tinggal misah dengan orang tua atau mertua. Bisa di cek deh.

Dan menurut saya pribadi yang juga pernah tinggal bersama ortu dan mertua, lebih baik tinggal mandiri atau berpisah dengN orang tua. Karena setelah berumah tangga, kita punya konsep dan planning sendiri terhadap apapun yang ingin atau akan kita kerjakan.

Tinggal berpisah dengan ortu menghindari konflik dan rasa tak nyaman.

Friday 16 October 2020

Toxic People, toxic parent?

Orang toxic itu orang yang membuat kita merasa engga nyaman ketika bersama dia.

Dan apakah kita bukan orang toxic? Bisa jadi tanpa disadari kita menjadi toxic bagi orang lain. Bagaimana cara mendeteksinya?

Kalau menurut mamak sih, ketika kita tidak suka sama orang dan kita memberikan umpan balik terhadap orang yang kita tidak sukai itu dengan buruk, ya kita auto jadi orang toxic bagi mereka.

Atau misalnya kita tidak melakukan apapun, kalau orang udah engga suka sama kita, kadang keberadaan kita membuat orang lain tidak nyaman.

Jadi, apa yang harus kita lakukan? Engga ada selain biasa aja. Dan jika bisa Tetap berbuat baik.

Bagaiaman jika orang yang memberikan energi negatif dan membuat nyaman itu adalah orang tua?

Kita harus tahu dulu, apa yang membuat kita merasa tidak nyaman dengan orang tua. Telusuri masalahnya apa. Telusuri siapa yang salah. Dan pikirkan jalan terbaik untuk menghindari hal hal yang membuat kita tidak nyaman jika bersama orang tua. Apa pemicunya, dan apa yang bisa kita lakukan untuk menghindarinya.

Jika dibutuhkan, kita bisa sharing kepada orang tua kita. Berbicara secara terbuka. Temukan waktu yang tepat untuk bicara. Lalu diskusikan apa yang anda inginkan.

Bagaimana jika tak ada titik temu?

Ini nih yang paling sulit. Engga ada kata lain selain sabar. Orang tua kita memiliki jasa yang besar terhadap kita. Dan kita tidak akan mungkin bisa membalasnya sampai kapanpun. Jadi, bersabarlah dan doakan.

Doakanlah orang tuamu agar menjadi orang yang lebih baik terhadapmu. Doakan dia siang dan malam. Kalau perlu tahajud. Karena hanya Allah yang mampu membolak balikan hati dan perasaan manusia.

Fase di mana gue rasanya males sama semua basa basi

Mamak engga tahu ya, apakah basa basi itu perlu banget atau engga. Penting atau engga, butuh atau engga. Yang jelas untuk sekarang, mamak lagi gamau basa basi dulu. Kenapa dan bagaiaman?

Bukan basa basi sebagai sopan santun ya yang aku maksud. Tapi lebih ke basa basi dan ngga penting kayak becandain orang. Pengen seperlunya aja lah, toh belum tentu juga itu dapat diterima atau engga kan?

Yang namanya mulut kebanyakan becanda malah lanjutnya ke ngebully atau menghujat. Lebih baik jadi pendengar kan?

Kadang orang mah ada aja yang engga suka sama kita, bahkan meski kita engga ngapa2in bisa aja dihujat kan? Apalagi banyak omong.

Ibarat pepatah diam itu emas itu beneran ternyata, lebih baik diam dari pada banyak bicara yang engga jelas tujuannya. Karena bisa jadi itu menyakiti hati orang lain.

Di noted ya.
Lebih baik fokus sama tujuan dan kerjaan. Refreshing untuk obrolan sehat dan menyegarkan atau menambah ilmu pengetahuan.

Sekian
Mamak lagi sensi

Thursday 8 October 2020

Sindiran untuk suami egois

Rumah tangga ini terasa tak adil
Engkau bekerja aku bekerja
Kita sama-sama cari nafkah

Pulang kerja aku bekerja
Mengurus pekerjaan rumah yang belum selesai
Sedang kamu pulang kerja berdiam saja tanpa peka

Rumah tangga ini tak adil
Aku urus rumah sambil jaga anak
Kau tetap sama saja berdiam tak bergerak
Kau sehat aku sehat
Ku kerja kau santai santai saja

Apakah kau ingin pertahankan ketidak adilan?
Suami bekerja istri bekerja
Istri bekerja tak henti sampai cari uang saja

Apakah kamu tahu allah itu adil?
Maka itu surga sepenuhnya milik kami

--Sindiran untuk suami egois

Tuesday 6 October 2020

Orang Indonesia semua munafik? Apa benar?

Jadi ada seorang karyawan di perusahaan bilang bahwa 99 persen orang indonesia itu munafik. Terus saya jawab sambil becanda, wah jangan gitu dong bu. Itu berarti saya nanti masuk ke kategori itu (dimasukkin ke kategori). Terus dia jawab lagi, iya karena walaupun tidak begitu jadi pasti merasa. Dan aku tidak meminta klarifikasi apa-apa lagi. Karena masih loading dan engga peduli pada awalnya.

Tapi lama-lama saya mikiri, Wah dalam hati. Saya jadi mikir. Bagi saya yang suka iya iya aja, ngeiyain omongan orang (maksudnya biar cepat dan menghargai si pembicara) malah jadi mikir gitu. Kenapa aku ngeiyain omongan orang sih? Kan engga harus juga mengiyakan. Kita bisa diam atau membantah dengan becanda lagi kan? Karena memang konteksnya sedang ngobrol santai.

Aku akhirnya malah nyesel gitu, kenapa aku jawabnya seperti itu ya? Soalnya aku engga ngerasa seperti itu tuh.