Tuesday 23 April 2019

Anakku Terlahir Spesial

Apa salahnya menyandang disabilitas?

Mungkin kita pernah terenyuh, merasa kasihan, atau berempati sebesar2nya ketika melihat penyandang cacat fisik dan atau disabilitas. Rasa kagum kepada mereka yang mampu menjalani hari2 sebagaimana mestinya, sebagaimana orang kebanyakan dengan keadaan yang berbeda tanpa menganggap hal tersebut itu sebuah kekurangan.

Bagaimana jika Anda atau anak Anda atau saudara Anda yang mengalami ? Bagaimana perasaan Anda?

Menyalahkan diri sendiri? Pasangan? Takdir? Tuhan?

Lalu apa yang akan anda pilih? Menerimanya? Mengabaikannya? Atau membuangnya?

Dear All reader, aku memiliki anak spesial yang terlahir dengan tangan kanan yang tumbuh kurang sempurna. Anak bayi kami yang sehat, lahir dengan berat 2.8 kg, panjang 51 cm namun dengan keadaan yang begitu spesial yang diberikan tuhan untuk kami.

awalnya kami menangis. Hampir 2 minggu kami menangis setiap hari. Terutama ibuku. Dia yang paling terpukul. But you know what? Dibalik semua tangis itu engga ada satupun yang benci bahkan kesal sana anakku. Engga ada seorangpun yang terbersit dipikiran untuk mengabaikan atau membenci anakku. Alhamdulillah semuanya sayang, Semuanya bisa menerima. Dan itu yang membuat aku kuat.

Awalnya aku juga setiap hari, setiap ingat tangannya, aku menangis, aku putus asa. Bagaimana masa depan anakku? Bagaimana ketika ia dewasa kelak? Sampai pernah suatu hari aku terbangun tengah malem, gak bisa tidur lagi, dan engga bisa tahajud jg karena masih nifas gara2 stress dan putus asa. Memikirkan masa depan anak.

Dan alhamdulillah esoknya Allah engga tinggal diam. Entah dari mana datangnya, tetiba saja setelah lama berputus asa, terdiam, menghayal, kemudian aku menemukan jawaban sendiri atas segala keresahan yang ada.

"Allah kasih hidup pasti kasih rezeki
Allah yang mencipta Allah juga yang akan bertanggungjawab atas semuanya
Kebahagiaan dede, hidup dede, rezeki dede, allah yang tanggung. Dan aku engga usah khawatir
Aku bahkan engga perlu mengkhawatirkan apapun
Aku hanya tinggal berusaha menjadi orang tua yang baik yang mampu mengajarkan hal2 baik untuk anakku yang super spesial ini."

Aku engga pernah mau berpikir kalau anakku cacat karena pertumbuhan tangannya engga sempurna (sebelah kanan). Engga, anakku sempurna. Tuhan yang sama yang menciptakan aku dan suamiku dengan sempurna.

Aku ingin anakku berpikir bahwa itu bukan kekurangan. Itu hanya berbeda. Tapi bukan sebuah kekurangan. Setiap oramg memang berbeda2 kan ya? Ada yang tinggi ada yang pendek. Ada yang gendut ada yang kurus. Bukan hanya soal fisik. Tapi juga soal sifat dan sikap. Jadi, kenapa harus dibilang kekurangan?

Banyak di luar sana, anak dengan keadaan yang berbeda ini di masa depannya justru sukses. Mengalahkan orang2 disekitarnya. Jadi, berbeda itu engga selamanya buruk kan ya? Justru berbeda kadang bagus. Hang terpenting adalah rasa syukur untuk menggali bahwa perbedaan bisa jadi kekuatan.

Dan untuk all people yang sering banget mengintimidasi orang tua dengan kelahiran anak yang spesial ini, plis stop ya. G ada gunanya menyalahkan. Beri motivasi, bantuan, dan juga semangat kepada mereka. Karena hal yang digunjingkan tersebut sudah terjadi dan sudah menjadi takdir. Tak ada yang bisa dirubah.

Dan untuk orang tua dengan kelahiran anak spesial, stop menyalahkan diri sendiri. Stop merasa depresi, malu, stress. Anakmu butuh kamu. Sampai kapan kamu mau berada di posisi itu. Ingat masa depannya bisa dirubah. Bisa saja lebih cerah. Tinggal kita sebagai orang tua berusaha membimbing mereka, menyemangati, dan juga mendampingi setiap langkah mereka. Jangan lupa, doa adalah mantra paling mujarab. Terutama doa seorang ibu yang sangat di dengar tuhan.

Kasokandel, 7 Mei 2017