Sunday 21 December 2014

Dawai di Negeri Pemimpi

Tuan,
Kami layaknya segenggam debu yang kau remas
Tidak kah tuan dapat melihat, sorot mata kami yang lemas
Tuan,
Kaki kami tak sanggup melangkah
Gerusan jaman dan kerasnya hidup memaksa kami menyerah
Tuan,
Di satu sisi di mana engkau duduk
Kami ada di situ, menyaksikan sepak terjangmu yang terkadang membuat kami malu
Tuan,
Dulu kami menunjukmu
Dengan lungguh kami menunjukmu
Dengan penuh kami percaya
Tuan,
Tidakkah Tuan ingat hari di mana penentuan itu bermula
Kau seret kami ke lembah bahagia
Kau ciptakan untk kami angan-angan yang seolah tiada batasnya
Seakan kami bisa bergerak bebas, lepas,
Tapi tuan,
Kenapa justru sekarang tangan dan  kaki kami terikat
Lutut kami kaku tak dapat bergerak
Jari-jari kami lemas, remuk,
Mulut kami diam, kelu, tak dapat bicara
Tuan,
Kini hati kami menggeliat
Kini jiwa kami memberontak
Tuan kami pilih bukan untuk diam saja,
Bukan untuk menyaksikan kami sedikit demi sedikit mati tersiksa....

No comments:

Post a Comment